Perundungan atau bully sudah menjadi cerita lama. Ini terjadi tidak hanya di lingkungan sehari-hari, tapi juga di lingkungan sekolah. Pemicunyapun kadang sepele: ketidaksukaan secara pribadi ke orang tertentu, senioritas, kecemburuan sosial, atau hanya ikut-ikutan saja.
Bagi pelaku mungkin itu hanya untuk pelampiasan sementara. Tapi bagi korban, sekecil apapun perlakuannya bisa berdampak panjang. Awalnya mungkin hanya takut, kemudian trauma, yang eksttim di lingkungan sekolah adalah siswa tidak berani masuk sekolah karena takut kena bully lagi.
Bisa saja mungkin kita tidak mendzalimi orang lain karena penggunaan katanya yang masih asing, dzalim. Tapi bagaimana dengan bully? Apakah kita merasa aman dari tidak membully orang lain?
Bully adalah padanan kata yang pas dengan mendzalimi. Dan dzalim yang dimaksud bukanlah seperti yang digambarkan di sinetron televisi anak sekolahan. Mengeroyok satu orang di lapangan ataupun menjahili seorang teman dengan permen karet di atas kursi. Tidak sesempit itu tentunya makna dari mendzalimi.
Coba kita bayangkan kembali. Adakah perbuatan kita yang tidak menyenangkan hati orang lain? Dia merasa terganggu atas apa yang kita lakukan. Merasa tidak nyaman untuk mengungkapkan. Bahkan enggan untuk melawan karena status kita yang lebih superior dibandingkan olehnya yang bukan siapa-siapa. Apakah benar kita merasa aman dari kondisi seperti itu?
Cobalah lebih peka atas apa yang kita lakukan ke orang lain. Karena bisa jadi tanpa sadar, kita telah mendzaliminya. Dan takutlah jika kelak nanti dia berdoa karena doa orang yang terdzalimi mustajab.
Doanya orang yang didzalimi itu mustajab..
(HR. Bukhari)
Bayangkan jika kelak dia berdoa yang tidak baik untuk kita. Bagaimana bisa kita melawan?
Allah Maha Melihat, maka berhati-hatilah atas apa yang kita lakukan. Tahan diri dari bully, utamakan berbuat baik pada sesama.
“Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak karena melihat siksa.
(QS. Ibrahim : 42)
Sekecil apapun, ketika kita mendzalimi orang lain, itu akan berdampak ke orang lain. Baiknya kita mengikuti hal-hal yang positif daripada hal-hal yang banyak mudaratnya.